A. Definisi
Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok
manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian
rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari
orang yang mempunyai kekuasaan tersebut
1. Kekuasaan Menurut
Para Ahli
Menurut Miriam Budiardjo (2002), Kekuasaan adalah
kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan
kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak
boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang
atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai
dengan keinginan dari pelaku.
Menurut Ramlan Surbakti (1992) Kekuasaan merupakan
kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan
kehendak yang memengaruhi.
Analisis :
Kekuasaan adalah kemampuan atau kewenangan seseorang atau
kelompok untuk menjalankan kekuasaan sesuai dengan kewenangan yang diberikan,
dan kemampuan yang dapat mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan bertingkah
laku sesuai keinginan dan tujuan dari orang yang memiliki kekuasaan.
B. Sumber-sumber
Kekuasaan Menurut French dan Raven:
Sumber-sumber kekuasaan dari French dan Raven, dan
penambahan dari beberapa ahli seperti Hersey dan Goldsmith yang berjumlah tujuh
sumber kekuasaan sebagai berikut:
1.
Kekuasaan Penghargaan
(Reward Power)
Kekuasaan
penghargaan merupakan kekuasaan yang berasal dari kemampuan seorang pemimpin
untuk memberikan penghargaan, yang merupakan sesuatu yang berarti dan
dibutuhkan, kepada mereka yang membutuhkan. Letak kekuatan dari kekuasaan ini
bergantung pada daya pikat dan tingkat kepastian akan kontrol seorang pemimpin
atas ganjaran tersebut. Yulk (2010:178) mengemukakan salah satu bentuk
kekuasaan memberikan penghargaan terhadap bawahan adalah wewenang memberikan
kenaikan gaji, bonus atau insentif ekonomi yang pantas bagi bawahan.
2.
Kekuasaan Paksaan
(Coercive Power)
Luthans
(1989:431) mengemukakan "source of coercive power depends on fear".
Kekuasaan paksaan merupakan kekuasaan yang berasal dari ketakutan pihak lain
akan hukuman yang diberikan pimpinan kepada mereka yang tidak patuh terhadap
apa yang dikehendakinya. Kekuasaan paksaan merupakan kemampuan pemimpin untuk
memepengaruhi perilaku bawahan dengan memberikan sanksi atas tindakan mereka
yang tidak sesuai dengan kehendak pemimpin. Kekuatan kekuasaan ini terletak
pada beratnya hukuman dan kemungkinan untuk menghindari hukuman itu.
3.
Kekuasaan Legitimasi
(Legitimate Power)
Kekuasaan
legitimasi adalah kekuasaan yang lahir dari kedudukan formal seseorang dalam
organisasi. Dengan jabatan formal tersebutlah seorang pemimpin dapat
mempengaruhi bawahannya dan bawahan akan patuh kepadanya. Bawahan mengetahui
bahwa pimpinan memiliki hak untuk memberikan perintah dan mereka memiliki
kewajiban untuk mentaatinya. Kekuasaan legitimasi ini merupakan sumber otoritas
(Hoy, 2007: 203).
4.
Kekuasaan Referen
(Reverent Power)
French
dan Raven (dalam Yulk, 2010:181) menjelaskan kekuasaan berdasarkan referensi
diperoleh dari keinginan orang lain untuk menyenangkan seorang agen yang
kepadanya mereka memiliki perasaan kasih, penghormatan, dan kesetiaan yang
kuat. Kekuasaan referen/referensi merupakan kekuasaan yang lahir karena
seseorang memiliki daya tarik atau kharisma tertentu. Kekuasaan referen
merupakan kemampuan pimpinan untuk mempengaruhi perilaku bawahan berdasarkan
kegemaran dan identifikasi diri bawahan dengan pimpinannya. Orang yang memiliki
kekuasaan referen akan dikagumi, dihormati dan dijadikan model untuk
diteladani. Sumber kekuasaan referen adalah kepribadian dan kecerdasan
interpersonal yang luar biasa yang dimiliki seorang individu.
5.
Kekuasaan Ahli (Expert
Power)
Kekuasaan
ahli merupakan kekuasaan yang muncul karena seseorang memiliki keahlian atau
kemampuan khusus (Hoy dan Miskel, 2005:210). Setiap pengikutnya akan patuh pada
apa yang dikatakannya karena merasa bahwa ia memiliki pengetahun dan
keterampilan yang lebih dari yang mereka miliki dan bahwa apa yang dimiliki
tersebut akan bermakna dan membantu mereka. Yulk (2010:183) mengidentifikasi
bukti dari keahlian seseorang dapat terlihat dari ijasah, lisensi, dan piagam
penghargaan. Akan tetapi, cara yang paling menyakinkan dalam memperlihatkan
keahlian dengan menyelesaikan masalah penting, membuat keputusan yang tepat,
memberikan petunjuk yang bagus, dan berhasil menyelesaikan tantangan dari
proyek yang sangat sulit.
6.
Kekuasaan Informasi
(Information Power)
Kekuasaan
informasi berkaitan dengan kendali informasi. Tipe kekuasaan ini melibatkan
akses terhadap informasi vital dan kendali atas distribusi informasi kepada
orang lain (Pettigrew dalam Yulk, 2010:184). Beberapa akses informasi merupakan
hasil dari kedudukan seseorang dalam jaringan komunikasi dalam organisasi.
Pemimpin yang mengendalikan arus informasi vital mengenai peristiwa di luar
organisasi memiliki kesempatan untuk menginterpretasikan peristiwa ini untuk bawahan
dan mempengaruhi persepsi dan sikap mereka (Kuhn dalam Yulk 2010:184). Sebagai
contoh seorang wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana mempengaruhi
kepala sekolah dalam pemilihan computer baru dengan memberikan informasi yang
mendukung salah satu pilihan dan menganggap yang lain tidak baik.
7.
Kekuasaan Hubungan
(Connection Power)
Kekuasaan hubungan merupakan kekuasaan yang muncul karena
seseorang memiliki hubungan yang kuat dengan atasan/pimpinan. Kekuasaan ini
dapat muncul karena adanya kedekatan emosional yang akan memudahkan dalam
berkomunikasi antara bawahan dan atasan. Selanjutnya Hoy dan Miskel (2005:210)
dan Robbins (2005:137) mengelompokkan yang tergolong lima tipe kekuasaan
menurut French dan Raven menjadi dua kategori, yaitu organisasi dan pribadi.
Reward, coercive, dan legitimate power merupakan kategori organisasi, sedangkan
expert dan referent power bergantung pada tingkat kedudukan personal/pribadi
dalam organisasi seperti kepribadian, gaya kepemimpinan, pengetahuan, dan
keterampilan diri individu.
Analisis:
Sumber-sumber kekuasaan menurut French dan Raven terbagi
menjadi 7. (1) Kekuasaan penghargaan, yaitu kekuasaan yang berkaitan dengan
kemampuan seorang pemimpin untuk memepengaruhi bawahan dengan memberikan
ganjaran atas perilaku mereka yang positif atau perilaku yang sesuai dengan yang
dikehendaki pemimpin. (2) Kekuasaan paksaan, merupakan kemampuan pemimpin untuk
memepengaruhi perilaku bawahan dengan memberikan sanksi atas tindakan mereka
yang tidak sesuai dengan kehendak pemimpin. (3) Kekuasaan Legitimasi, merupakan
kekuasaan yang lahir dari kedudukan formal seseorang dalam organisasi. (4) Kekuasaan
referen, merupakan kemampuan pimpinan untuk mempengaruhi perilaku bawahan
berdasarkan kegemaran dan identifikasi diri bawahan dengan pimpinannya. (5)
Kekuasaan ahli, merupakan kekuasaan yang muncul karena seseorang memiliki
keahlian atau kemampuan khusus. (6) Kekuasaan informasi, merupakan kekuasaan
yang melibatkan akses terhadap informasi vital dan kendali atas distribusi
informasi kepada orang lain. (7) Kekuasaan hubungan, merupakan kekuasaan yang
dapat timbul karena adanya kedekatan emosional yang akan memudahkan dalam
berkomunikasi antara bawahan dan atasan.
Daftar Pustaka
Budiarjo, M.
1984. Konsep Kekuasaan: Tinjauan
Kepustakaan. Jakarta: Sinar Harapan.Tomlinson, H. 2004.
Educational
Leadership: Professional Growt for
Professional Development. London: Athenaeum Press.
Stanley
Milgram, Obedience to authority: an
experimental view, Taylor & Francis (1974).
No comments:
Post a Comment