Saturday, 31 October 2015

tugas minggu ke 5 - kekuasaan

A.  Definisi Kekuasaan

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan tersebut

1.      Kekuasaan Menurut Para Ahli

Menurut Miriam Budiardjo (2002), Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku.
Menurut Ramlan Surbakti (1992) Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi. 
Analisis :
Kekuasaan adalah kemampuan atau kewenangan seseorang atau kelompok untuk menjalankan kekuasaan sesuai dengan kewenangan yang diberikan, dan kemampuan yang dapat mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan bertingkah laku sesuai keinginan dan tujuan dari orang yang memiliki kekuasaan.
B.  Sumber-sumber Kekuasaan Menurut French dan Raven:

Sumber-sumber kekuasaan dari French dan Raven, dan penambahan dari beberapa ahli seperti Hersey dan Goldsmith yang berjumlah tujuh sumber kekuasaan sebagai berikut:
1.      Kekuasaan Penghargaan (Reward Power)
Kekuasaan penghargaan merupakan kekuasaan yang berasal dari kemampuan seorang pemimpin untuk memberikan penghargaan, yang merupakan sesuatu yang berarti dan dibutuhkan, kepada mereka yang membutuhkan. Letak kekuatan dari kekuasaan ini bergantung pada daya pikat dan tingkat kepastian akan kontrol seorang pemimpin atas ganjaran tersebut. Yulk (2010:178) mengemukakan salah satu bentuk kekuasaan memberikan penghargaan terhadap bawahan adalah wewenang memberikan kenaikan gaji, bonus atau insentif ekonomi yang pantas bagi bawahan.
2.      Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
Luthans (1989:431) mengemukakan "source of coercive power depends on fear". Kekuasaan paksaan merupakan kekuasaan yang berasal dari ketakutan pihak lain akan hukuman yang diberikan pimpinan kepada mereka yang tidak patuh terhadap apa yang dikehendakinya. Kekuasaan paksaan merupakan kemampuan pemimpin untuk memepengaruhi perilaku bawahan dengan memberikan sanksi atas tindakan mereka yang tidak sesuai dengan kehendak pemimpin. Kekuatan kekuasaan ini terletak pada beratnya hukuman dan kemungkinan untuk menghindari hukuman itu.
3.      Kekuasaan Legitimasi (Legitimate Power)
Kekuasaan legitimasi adalah kekuasaan yang lahir dari kedudukan formal seseorang dalam organisasi. Dengan jabatan formal tersebutlah seorang pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya dan bawahan akan patuh kepadanya. Bawahan mengetahui bahwa pimpinan memiliki hak untuk memberikan perintah dan mereka memiliki kewajiban untuk mentaatinya. Kekuasaan legitimasi ini merupakan sumber otoritas (Hoy, 2007: 203).
4.      Kekuasaan Referen (Reverent Power)
French dan Raven (dalam Yulk, 2010:181) menjelaskan kekuasaan berdasarkan referensi diperoleh dari keinginan orang lain untuk menyenangkan seorang agen yang kepadanya mereka memiliki perasaan kasih, penghormatan, dan kesetiaan yang kuat. Kekuasaan referen/referensi merupakan kekuasaan yang lahir karena seseorang memiliki daya tarik atau kharisma tertentu. Kekuasaan referen merupakan kemampuan pimpinan untuk mempengaruhi perilaku bawahan berdasarkan kegemaran dan identifikasi diri bawahan dengan pimpinannya. Orang yang memiliki kekuasaan referen akan dikagumi, dihormati dan dijadikan model untuk diteladani. Sumber kekuasaan referen adalah kepribadian dan kecerdasan interpersonal yang luar biasa yang dimiliki seorang individu.
5.      Kekuasaan Ahli (Expert Power)
Kekuasaan ahli merupakan kekuasaan yang muncul karena seseorang memiliki keahlian atau kemampuan khusus (Hoy dan Miskel, 2005:210). Setiap pengikutnya akan patuh pada apa yang dikatakannya karena merasa bahwa ia memiliki pengetahun dan keterampilan yang lebih dari yang mereka miliki dan bahwa apa yang dimiliki tersebut akan bermakna dan membantu mereka. Yulk (2010:183) mengidentifikasi bukti dari keahlian seseorang dapat terlihat dari ijasah, lisensi, dan piagam penghargaan. Akan tetapi, cara yang paling menyakinkan dalam memperlihatkan keahlian dengan menyelesaikan masalah penting, membuat keputusan yang tepat, memberikan petunjuk yang bagus, dan berhasil menyelesaikan tantangan dari proyek yang sangat sulit.
6.      Kekuasaan Informasi (Information Power)
Kekuasaan informasi berkaitan dengan kendali informasi. Tipe kekuasaan ini melibatkan akses terhadap informasi vital dan kendali atas distribusi informasi kepada orang lain (Pettigrew dalam Yulk, 2010:184). Beberapa akses informasi merupakan hasil dari kedudukan seseorang dalam jaringan komunikasi dalam organisasi. Pemimpin yang mengendalikan arus informasi vital mengenai peristiwa di luar organisasi memiliki kesempatan untuk menginterpretasikan peristiwa ini untuk bawahan dan mempengaruhi persepsi dan sikap mereka (Kuhn dalam Yulk 2010:184). Sebagai contoh seorang wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana mempengaruhi kepala sekolah dalam pemilihan computer baru dengan memberikan informasi yang mendukung salah satu pilihan dan menganggap yang lain tidak baik.
7.      Kekuasaan Hubungan (Connection Power)
Kekuasaan hubungan merupakan kekuasaan yang muncul karena seseorang memiliki hubungan yang kuat dengan atasan/pimpinan. Kekuasaan ini dapat muncul karena adanya kedekatan emosional yang akan memudahkan dalam berkomunikasi antara bawahan dan atasan. Selanjutnya Hoy dan Miskel (2005:210) dan Robbins (2005:137) mengelompokkan yang tergolong lima tipe kekuasaan menurut French dan Raven menjadi dua kategori, yaitu organisasi dan pribadi. Reward, coercive, dan legitimate power merupakan kategori organisasi, sedangkan expert dan referent power bergantung pada tingkat kedudukan personal/pribadi dalam organisasi seperti kepribadian, gaya kepemimpinan, pengetahuan, dan keterampilan diri individu.

Analisis:
Sumber-sumber kekuasaan menurut French dan Raven terbagi menjadi 7. (1) Kekuasaan penghargaan, yaitu kekuasaan yang berkaitan dengan kemampuan seorang pemimpin untuk memepengaruhi bawahan dengan memberikan ganjaran atas perilaku mereka yang positif atau perilaku yang sesuai dengan yang dikehendaki pemimpin. (2) Kekuasaan paksaan, merupakan kemampuan pemimpin untuk memepengaruhi perilaku bawahan dengan memberikan sanksi atas tindakan mereka yang tidak sesuai dengan kehendak pemimpin. (3) Kekuasaan Legitimasi, merupakan kekuasaan yang lahir dari kedudukan formal seseorang dalam organisasi. (4) Kekuasaan referen, merupakan kemampuan pimpinan untuk mempengaruhi perilaku bawahan berdasarkan kegemaran dan identifikasi diri bawahan dengan pimpinannya. (5) Kekuasaan ahli, merupakan kekuasaan yang muncul karena seseorang memiliki keahlian atau kemampuan khusus. (6) Kekuasaan informasi, merupakan kekuasaan yang melibatkan akses terhadap informasi vital dan kendali atas distribusi informasi kepada orang lain. (7) Kekuasaan hubungan, merupakan kekuasaan yang dapat timbul karena adanya kedekatan emosional yang akan memudahkan dalam berkomunikasi antara bawahan dan atasan.

Daftar Pustaka

Budiarjo, M. 1984. Konsep Kekuasaan: Tinjauan Kepustakaan. Jakarta: Sinar Harapan.Tomlinson, H. 2004.
Educational Leadership: Professional Growt for Professional Development. London: Athenaeum Press.

Stanley Milgram, Obedience to authority: an experimental view, Taylor & Francis (1974).

Saturday, 24 October 2015

Tugas Manajemen Minggu 4 - Mempengaruhi Perilaku

Berbagai Model Mempengaruhi Orang Lain
Cara mempengaruhi orang lain dengan dasar Pendekatan Komunikasi Persuasi dikemukakan oleh Aristotle yang menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi orang lain, yaitu:
1.    Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
2.    Psychological/ emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun negatif.
3.    Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang dalam bidangnya.
Menurut Burgon & Huffner (2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;
1.    Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebaga bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.
2.    Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi audience atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk mencegah DBD.
3.    Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang comedian atau menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.
4.    Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunak’an pilihan kata yang mudah diingat (memorable) oleh audience/ komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif atau negative. Misalnya, iklan rokok dengan diksi “nggak ada loe nggak rame…”. 
Namun keempat pendekatan tersebut dapat dikombinasikan sesuai dengan tujuan persuasi dari komunikator.
Analisis:
Simpulan dari 3 pendekatan dalam mempengaruhi perilaku adalah ajakan yang berupa argumentasi yang menyebabkan terjadinya emosi baik positif ataupun negatif, yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain.
Simpulan dari 4 pendekatan menurut Burgon dan Huffner (2002) agar komunikasi menjadi lebih efektif agar dapat mempengaruhi orang lain adalah argumentasi yang berupa fakta yang berkesan, seperti ketakutan, humor, dan diksi yang dapat meninggalkan kesan, sehingga lebih mudah mempengaruhi perilaku orang lain.
Wewenang
Wewenang adalah kekuasaan untuk memebuat keputusan, merumuskan dan melaksanakan kebijakan. Wewenang merupakan dasar hukum untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik. Wewenang juga dapat diartikah hak atau otoritas untuk bertindak melakukan suatu kegiatan tertentu ke arah pencapaian tujuan. Wewenang  adalah resmi, dapat dilimpahkan kekuasaan yang dipasang pada bahu. Wewenang  adalah kekuasaan yang memasuki hubungan dua pihak melalui organisasi. Wewenang adalah mekanisme memasuki hubungan dua pihak melalui organisasi. Wewenang mekanisme kelembagaan yang bertujuan untuk mana diantara dua anggota suatu hubungan.
a.    Wewenang menurut orang yang memegangnya
Wewenang sungguh-sungguh berguna karena merupakan suatu mekanisme untuk melakukan koordinasi dan pengendalian dalam organisasi. Orang harus disuruh bekerja pada waktunya. Mereka harus menggunakan waktunya untuk lebih baik bekerja ketimbang bercerita atau berada diruang istirahat. Mereka harus melaksanakan kebijaksanaan dan membuat keputusan yang tepat. Mereka harus mengerjakan semua hal ini apabila organisasi ingin cepat maju mencapai tujuan-tujuannya dengan berbagai jenis cara yang terkoordinasi.

b.    Wewenang menurut para bawahan
Komunikasi dari bawah sering tidak lancar. Terlalu banyak pekerja yang bersikap bahwa adalah sia-sia bahkan berbahaya untuk “memanjat” menghubungi atasan. Mereka mengelak berkomunikasi dengan atasan karena tiga alasan pokok:
1)   Mereka takut akan otoritas.
2)   Mereka(pekerja) tidak begitu yakin bahwa mereka benar.
3)   Mereka berpikir bahwa resiko untuk berkomunikasi keatasan banyak ruginya daripada untungnya.
Wewenang Dalam Manajemen
Wewenang dalam menejemen berperan untuk bisa mengarahkan seseorang supaya bisa bekerja di bidang yang dikuasi olehnya.
Contohnya : Owner, menggumpulkan para pegawainya untuk mengerjakan/menyelesaikan proyek kerajinan tangan. Sang owner mempunyai wewenang supaya proyeknya berjalan sesuai dengan rencananya, maka ia mengelompokan para pegawainya menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kemampuan yang di miliki pegawainya.Hall ini dilakukan agar menajemen waktu dan menajemen pekerjaannya bisa berjalan dengan seimbang. Hasil yang diikinkan terujud dan selesai dengan tepat waktu.


Analisis:
Wewenang adalah suatu kekuasaan yang resmi atau dasar hukum dalam memebuat keputusan, merumuskan dan melaksanakan kebijakan memasuki hubungan dua pihak melalui organisasi.
Wewenang dalam manajemen adalah kekuasaan atau hukum yang mengarahkan seseorang agar dapat bekerja dengan baik di bidangnya.

Daftar Pustaka

·        Sarwono, S. W. (2005). Psikologi Sosial (Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan). Balai Pustaka, Jakarta.
·         Putong, Iskandar. (2015). Kepemimpinan teoritis dan praktis. Jakarta: GagasMedia.
·         Leavit,J.H. dkk.(1992). Psikologi Manajemen, Alih Bahasa Zarkasi,M.Jakarta: Erlangga
·       Feinberg, M.R.(1994). Psikologi Manajemen, Alih Bahasa R.Turman.Jakarta: PT Kesaint Blanc Indah Corp

Saturday, 17 October 2015

Tugas 3 Psikologi Manajemen - Mempengaruhi Perilaku

I. Definisi Pengaruh

Definisi pengaruh menurut KBBI adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

Definisi Pengaruh Menurut Para Ahli:

1. Wiryanto

Pengaruh merupakan tokoh formal maupun informal di dalam masyarakat, mempunyai ciri lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi.

2.  Uwe Becker
Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang dan tidak terlalu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.

3. Norman Barry
Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan agar bertindak dengan cara tertentu, terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.

Analisis:
Inti dari definisi pengaruh secara keseluruhan adalah suatu tipe kekuasaan dan daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang mendorong dan ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

II. Kunci-kunci Perubahan Perilaku

Kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat.
Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadir. Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak.

- Courage :
Diperlukan keberanian, kebulatan, tekad dan keteguhan hati
- High confidence :
Kekuatan penggerak hidup anda 
- Attitude : Mental yang positif 
- New action :
Tindakan yang benar-benar konsisten
- Goal :
Target atau tujuan yang benar-benar diinginkan
- Excellence : Menjadi yang terbaik

Keadaan yang buruk atau rusak merupakan persoalan yang sangat mempengeruhi masyarakat dalam segala aspek kehidupan sekaligus mengganggu segala bentuk aktivitas yang ada di masyarakat. Kemiskinan merupakan kondisi buruk dan satu-satunya persoalan yang sistematik. Karena, kemiskinan menjadikan munculnya perilaku kriminal yang tentu saja buruk. Sehingga perlu ada solusi sebagain bentuk perubahan masyarakat dari kondisi miskin yang tidak berdaya, menjadi berdaya. Dalam hal ini mereka akan memiliki potensi kritis dan gerak yang dapat menggulangi segala bentuk persoalan kemiskinan.

Analisis:

Kunci perubahan adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Mempengaruhi segala aspek dalam kehidupan baik positif dan negatif.

Daftar Pustaka:

- Robins, Stephen.P, dkk (2008). Organizational Behaviour. Jakarta: Salemba Empat

- Sarwono, S. W. (2005). Psikolosi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka.

- Lussier R. N & Achua C. F (2010). Leadership: Theory, Application, & Skill Development:  Theory, Application and Skill Development 4e. USA: South Western Cengage Learning

Friday, 9 October 2015

Psikologi manajemen tugas minggu 2

I. Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan kepada orang lain. 

Definisi komunikasi menurut para ahli:

Carl I. Hovland

Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan pesan (lambang-lambang verbal) untung mengubah perilaku orang lain.

Rogers bersama D. Lawrence Kincaid

Komunikasi adalah  suatu proses dimana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada akhirnya mereka saling memahami.

Analisis:

Jadi, inti dari definisi-definisi komunikasi atas dapat disimpukan bahwa komunikasi adalah interaksi antara dua orang atau lebih yang menghasilkan suatu informasi atau pesan.

II. Dimensi-dimensi Komunikasi

A. Isi

Dimensi isi menunjukan isi dari komunikasi. Dimensi isi secara verbal, symbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk kedalam kategosi pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Sedangkan bahasa verbal adalah sarana untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita.

B. Kebisingan

Kebisingan adalah tinggi rendahnya suara yaang terdengar dalam melakukan komunikasi.

 C. Jaringan

Jaringan adalah sejauh mana seseorang meluaskan jangkauan informasinya dalam melakukan komunikasi. Diantaranya ada komunikasi yang bergantung  pada (jaringan satelit).

D. Arah

1. Komunikasi satu arah

Komunikasi satu arah adalah komunikasi dimana pencapaian idea-idea, pendapat, dan informasi hanya dilakukan satu pihak, sedangkan pihak lain pasif tidak memberikan reaksi atau respon sama sekali.

2. Komunikasi dua arah

Komunikasi dua arah berarti kedua belah pihak aktif menyampaikan idea-idea, pendapat, serta bahan informasi, dsb. Komunikasi dua arah tersebut akan berlangsung selama tidak ada yang pasif atau tertutup tidak bersedia berkomunikasi lagi.

Analisis: 

Dimensi-dimensi dalam komunikasi ada 4, yaitu dimensi arah, kebisingan, jaringan, dan arah. 

Daftar Pustaka :

- Mulyana, Deddy.(2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munandar, Ashar Sunyoto. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

-    Setyobroto, Sudibyo. (2004). Psikologi Komunikasi. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Friday, 2 October 2015

Minggu 1 Psikologi Manajemen

I. Pengertian Psikologi Manajemen

   Menurut para ahli manajemen adalah serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan mendaya gunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
    
    Psikologi manajemen adalah suatu studi tentang tingkah laku  manusia yg terlibat dalam proses  manajemen dalam rangka  melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan  yang telah ditetapkan sebelumnya.


Kaitannya dengan Psikologi:
    Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal perusahaan manapun. Pasalnya ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, mampu mengintetvensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.



Analisis:
Psikologi manajemen adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses manajemen. Ilmu psikologi juga berfungsi dalam proses mengintervensi faktor internal pada manusia seperti motivasi dan sikap kerja.
   Ilmu psikologi juga dapat digunakan untuk pemecahan masalah-masalah yang penting pada penggunaan tenaga manusia dalam proses manajemen.
    

-   Bagus Riyono dan Emi Zulaifah. 2011.     Psikologi Kepemimpinan. Yogyakarta:    Unit Publikasi Fakultas Psikologi UGM

  
II. Pengertian Organisasi

     Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uangmaterialmesinmetodelingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

 Menurut Stephen P. Robbins, menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Organisai terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Organisasi Formal
     Kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikat diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar dengan hubungan kerja yang rasional. 

2. Organisasi Informal
     Kumpulan dari dua orang atau lebih yang terlibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Contohnya, pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama, belajar bersama, dll.

        Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Analisis:

     Organisasi adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dalam sebuah organisasi diperlukan kerja sama secara efektif, efisien, dan ekonomis untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Stephen P. Robbins, Organisasi merupakan suatu aspek sosial yang terkordinasi secara sadar dengan suatu batasan yang cukup relatif dan dapat diidentifikasi untuk mencapai tujuan bersama.
     Organisasi terbagi menjadi dua, yaitu oraganisasi formal dan organisasi informal. Organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat sekitar.


Daftar Pustaka

 - Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen     
    Dasar, Pengertian, dan Masalah, Bumi       
    Aksara; Jakarta. 2007.

- Munir, M., Ilaihi, wahyu., Manajemen    
   Dakwah, Kencana; Jakarta. 2009.

- Wursanto, Ig, Dasar-dasar Ilmu
   Organisasi, Cv Andi offset. 2015

Nama:  Ulfatus Saniyyah
NPM  :  19513042
Kelas :  3PA04