8.1 PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP & IDEOLOGI
Setiap
manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan
hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan
masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan
pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat
atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman
sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan
demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul
seketika atau dalam waktu yang singkat saja,
melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus
menerus, sebingga basil pemikiran itu dapat diuji
kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui
kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran
itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang
disebut pandangan hidup.
Macam –
macam pandangan hidup:
Pandangan
hidup banyak sekali macamnya dan
ragamnya, akan tetapi pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari
3 macam :
(A)
Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup
yang mutlak kebenarannya
(B)
Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan
dan nonna yang terdapat pada negara tersebut.
(C)
Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan
hidup yang relatif kebenarannya.
Apabila
pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung
suatu organisasi, maka pandangan hidup itu
disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi
politik, ideologinya disebut ideologi politik. Jika
organisasi itu negara, ideologinya disebut ideologi
negara. Pandangan hidup pada dasarnya
mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan,
usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian
kesatuan yang tidak terpisahkan. Cita – cita ialah apa yang
diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan
usaha atau perjuangan. Tujuan yang hendak
dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang
baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai, tentram. Usaha atau
peIjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan.
Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan
jasmani, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Pandangan
hidup muslim:
Al Qur’an dan Al Hadits
sebagai sumber utama ajaran Islam. Maka di dalamnya terkandung
peraturan-peraturan tentang segala aspek kehidupan yang sifat mengikat bagi
setiap orang yang mengaku sebagai seorang muslim untuk melaksanakannya sebagaimana
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an :
“Dan Kami (Allah) tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya dan pada sisi Kami ada suatu Kitab yang membicarakan kebenaran dan mereka tiada dianiaya.” (Q.S. Al Mukminun : 62)
Dalam melaksanakan (mengamalkan) isi al Qur’an dan Al Hadits setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Akan tetapi dalam ayat di atas memberikan isyarat bahwa setiap muslim dituntut untuk taat semaksimal mungkin dan bukan seenaknya sendiri. Siapa yang enggan dan diliputi perasaan malas melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNYA, maka iapun akan mendapatkan balasan setimbang dengan itu. Dan siapa yang bersungguh-sungguh melaksanakan dan mengamalkan isi Kitab Allah dan Sunah Nabi SAW maka ia pun akan mendapatkan balasan keutamaan sebagaimana dijelaskan dalam ayat diatas bahwa segala amal perbuatan manusia di catat dalam suatu kitab di sisi allah SWT dan setiapa manusia akan diberikan balasan sebagaimana amal perbuatannya ketika di dunia.
Al Qur’an merupakan Undang-undang dasar bagi setiap muslim. Pedoman hidup dalam kehidupan. Rem cakram dalam pergaulan. Sementara Sunah Nabi SAW sebagai pelengkap sebagai penjabarannya dan merupakan operasionalnya. Oleh karena itu Rasulullah SAW memberikan jaminan kepada siapapun yang berpegang teguh berpedoman kepada Al qur’an dan Al Hadits maka ia tidak akan pernah tersesat baik mengenai urusan dunia maupun urusan akhirat sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“Aku tinggalkan untuk kalian dua pusaka, dan kalian tidak akan tersesat selama berpegang (berpedoman) pada keduannya yaitu Kitab Allah (Al Qur’an) dan Sunahku (Al Hadits).” (HR. Muslim)
Dengan demikian setiap muslim harus berpedoman kepada Al Qur’an dan Al Hadits sebagai Wayb of Life (pandangan hidup) nya. Apakah setiap langkahnya sudah lurus dan benar ataukah menyimpang, maka yang dijadikan kriteria adalah Al Qur’an dan al Hadits. Seorang muslim yang baik akan membenarkan hal ini. Bila gerak dan langkahnya sudah selaras dengan al Qur’an dan As Sunah maka ia akan berusaha istiqomah, tetapi bila ia merasa menyimpang dan apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan Al Qur’an dan Al Hadits, maka dengan kejujuran hati berani mengoreksi kesalahan dirinya, lalu dengan penuh berani pula berusaha surut dari langkahnya yang diketahuinya menyimpang, bertaubat dan kembali berusaha menserasikan dirinya lagi dengan tuntunan Al Qur’an dan Al Hadits, karena dari sinilah keberuntungan yang sebenarnya dan kesuksesan hidup akan ia dapatkan. Jadi Al Qur’an dan Hadits merupakan pandangan hidup bagi setiap muslim yang akan mengantarkannya menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Allah SWYT berfirman dalam Al Qur’an :
“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari tuhannya dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al Bawqarah : 5)
“Dan Kami (Allah) tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya dan pada sisi Kami ada suatu Kitab yang membicarakan kebenaran dan mereka tiada dianiaya.” (Q.S. Al Mukminun : 62)
Dalam melaksanakan (mengamalkan) isi al Qur’an dan Al Hadits setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Akan tetapi dalam ayat di atas memberikan isyarat bahwa setiap muslim dituntut untuk taat semaksimal mungkin dan bukan seenaknya sendiri. Siapa yang enggan dan diliputi perasaan malas melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNYA, maka iapun akan mendapatkan balasan setimbang dengan itu. Dan siapa yang bersungguh-sungguh melaksanakan dan mengamalkan isi Kitab Allah dan Sunah Nabi SAW maka ia pun akan mendapatkan balasan keutamaan sebagaimana dijelaskan dalam ayat diatas bahwa segala amal perbuatan manusia di catat dalam suatu kitab di sisi allah SWT dan setiapa manusia akan diberikan balasan sebagaimana amal perbuatannya ketika di dunia.
Al Qur’an merupakan Undang-undang dasar bagi setiap muslim. Pedoman hidup dalam kehidupan. Rem cakram dalam pergaulan. Sementara Sunah Nabi SAW sebagai pelengkap sebagai penjabarannya dan merupakan operasionalnya. Oleh karena itu Rasulullah SAW memberikan jaminan kepada siapapun yang berpegang teguh berpedoman kepada Al qur’an dan Al Hadits maka ia tidak akan pernah tersesat baik mengenai urusan dunia maupun urusan akhirat sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“Aku tinggalkan untuk kalian dua pusaka, dan kalian tidak akan tersesat selama berpegang (berpedoman) pada keduannya yaitu Kitab Allah (Al Qur’an) dan Sunahku (Al Hadits).” (HR. Muslim)
Dengan demikian setiap muslim harus berpedoman kepada Al Qur’an dan Al Hadits sebagai Wayb of Life (pandangan hidup) nya. Apakah setiap langkahnya sudah lurus dan benar ataukah menyimpang, maka yang dijadikan kriteria adalah Al Qur’an dan al Hadits. Seorang muslim yang baik akan membenarkan hal ini. Bila gerak dan langkahnya sudah selaras dengan al Qur’an dan As Sunah maka ia akan berusaha istiqomah, tetapi bila ia merasa menyimpang dan apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan Al Qur’an dan Al Hadits, maka dengan kejujuran hati berani mengoreksi kesalahan dirinya, lalu dengan penuh berani pula berusaha surut dari langkahnya yang diketahuinya menyimpang, bertaubat dan kembali berusaha menserasikan dirinya lagi dengan tuntunan Al Qur’an dan Al Hadits, karena dari sinilah keberuntungan yang sebenarnya dan kesuksesan hidup akan ia dapatkan. Jadi Al Qur’an dan Hadits merupakan pandangan hidup bagi setiap muslim yang akan mengantarkannya menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Allah SWYT berfirman dalam Al Qur’an :
“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari tuhannya dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al Bawqarah : 5)
Pengertian Ideologi:
Ideologi berasal
dari kata idea yaitu bahasa inggris yang berarti gagasan, dan oida berasal dari
yunani yang berarti mengetahui, melihat dengan budi. serta kata logi yg berasal
dari yunani Logos yang berarti pengetahuan. Jadi Ideologi merupakan
Pengetahuan tentang gagasan gagasan atau ide-ide ,sciense of ideas atau juga
ajaran tentang pengertian pengertian dasar.
Dalam
perkembangannya terdapat banyak pengertian ideologi yang diungkapkan oleh
beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali di kemukakan oleh Desttut de
Tracy dari Prancis pada tahun 1796. Menurut Tracy Ideologi adalah
" science of ideas " yaitu suatu program yang diharapakan dapat
membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
Pengertian
ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan
yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman
normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila
dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Sementara
hak ideologi dibagi menjadi 2, yaitu :
- Hak memperoeh
kebebasan
- Hak memperoleh
perlindungan sebagai warga negara
8.2 Cita-cita
Menurut
kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut
cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan
yang selalu ada dalam pikiran. Baik
keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan
apa yang mau diperoleh seseorang pada
masa mendatang. Dengan demikian cita-cita
merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan
hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita
merupakan semacam garis linier yang makin
lama makin tinggi, dengan perkataan lain:
cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan
tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin
terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi
sehinga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak
mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita ingin
menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak mungkin
berpikir baik, sehingga tidak punya
kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru
dalam taraf angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang
akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu.
Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu
bergantung dari tiga faktor. Pertama, manusianya yaitu yang
memiliki cita-cita; kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai
apa yang dicita-citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita
yang hendak dicapai.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita
ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak
berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan
saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal,
tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan
kemampuannya sendiri. Sebaliknya dengan anak yang dengan kemauan
keras ingin mencapai apa yang di cita-citakan, cita-cita
merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk
mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu
perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya
puas.
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat
disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan
merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita. Sedangkan
faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi
tercapainya suatu cita-cita, Misalnya sebagai
bcrikut :
Amir dan
Budi adalah dua anak pandai dalam satu kelas, keduanya bercita-cita menjadi
sarjana. Amir anak orang yang cukup kaya, sehingga dalam mencapai
cita-citanya tidak mengalami hambatan. Malahan dapat dikatakan bahwa kondisi
ekonomi orang tuanya merupakan faktor yang menguntungkan atau
memudahkan mencapai cita-cita si Amir.Sebaliknya dengan Budi yang orang
tuanya ekonominya lemah, menyebabkan ia tidak mampu mencapai
cita-citanya. Ekonomi orang tua Budi yang lemah merupakan hambatan
bagi Budi dalam mencapai cita-citanya.
8.3 Kebajikan
Kebajikan
atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama
dengan perbuatan moral, perbuatan yagn sesuai dengan norma-norma agama dan
etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk
bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Sebagai
mahluk pribadi, manuda dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang
buruk. Baik dan buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam
bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan
baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati
dapat merupakan hakin untuk diri sendiri.
Suara hati
selalu memilik yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang
baik bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau seseorang berbuat sesuatu sesuai
dengan bisikan hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi
berbuat dan bertindak menurut suara hati, maka tindakan itu adalah baik. Jadi
baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus
dinilai dan diukur menurut suatu atau pendapat umum. Jadi kebajikan adalah
perbuatan yang sesuai dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum
Tuhan. Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya,
karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki
tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang adalah: factor
pembawaan, factor lingkungan dan pengalaman.
Faktor –faktor
yang mempengaruhi tingkah laku seseorang:
1. Faktor Internal
Tingkah laku
manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh factor yang ada
dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud adalah :
a. Jenis Ras atau
Keturunan
Setiap ras yang ada
di dunia memperlihatkan tingkah laku yang khas. Tingkah laku khas ini berbeda
pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri perilaku ras
Negroid antara lain bertemperamen keras, tahan menderita, menonjol dalam
kegiatan olah raga. Ras Mongolid mempunyai ciri ramah, senang bergotong royong,
agak tertutup/pemalu dan sering mengadakan upacara ritual. Demikian pula
beberapa ras lain memiliki ciri perilaku yang berbeda pula.
b. Jenis Kelamin
Perbedaan
perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian, melakukan
pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini bisa
dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian
tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang
laki-laki cenderug berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional.
c. Sifat Fisik
Kretschmer Sheldon
membuat tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya. Misalnya, orang
yang pendek, bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis. Orang dengan
ciri demikian dikatakan senang bergaul, humoris, ramah dan banyak teman.
d. Kepribadian
Kepribadian
adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya yang
digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik
yang datang dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan
kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari pengertian tersebut, kepribadian seseorang
jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku sehari-harinya.
e. Intelegensi
Intelegensia adalah
keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah dan
efektif. Bertitik tolak dari pengertian tersebut, tingkah laku individu sangat
dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh intelegensia
adalah tingkah laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat,
tepat, dan mudah terutama dalam mengambil keputusan.
f. Bakat
Bakat adalah
suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus
mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya berupa
kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dan sebagainya.
2. Faktor
Eksternal
A. Pendidikan
Inti dari kegiatan
pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar
adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar
pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi
akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan rendah.
B. Agama
Agama akan
menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang
diajarkan oleh agama yang diyakininya.
·
Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat
istiadat atau peradaban manusia. Tingkah laku seseorang dalam kebudayaan
tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada kebudayaan lainnya, misalnya
tingkah laku orang Jawa dengan tingkah laku orang Papua.
·
Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkungan itu
dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu
terus berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat
dikuasainya.
·
Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga
status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.
Perkembangan
individu akan ditentukan oleh factor pembawaan (dasar) atau factor endogen,
maupun factor keadaan (lingkungan) atau factor eksogen.
Faktor Endogen
merupakan factor yang dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga
kelahiran. Jadi faktor endogen bisa juga disebut sebagai faktor keturunan atau
faktor pembawaan. Faktor endogen yang dibawa oleh individu
mempunyai sifat-sifat seperti orang tuanya. Sewaktu individu lahir telah ada
sifat-sifat tertentu dalam dirinya terutama sifat-sifat yang
berhubungan dengan Faktor Kejasmanian, misalnya bagaimana kulitnya apakah
hitam,putih, atau coklat. Bagaimana keadaan rambutnya. Sifat ini merupakan
sifat yang mereka dapatkan karena faktor keturunan. Disamping itu individu juga
punya sifat-sifat pembawaan psikologis yang erat hubungannya dengan keadaan
jasmani yaitu tempramen.
Tempramen merupakan
sifat pembawaan yang hubungannya erat dengan struktur kejasmanian seseorang,
yaitu yang berhubungan dengan fungsi-fungsi fisiologis seperti darah,
kelenjar-kelenjar, cairan-cairan lain yang terdapat dalam diri manusia.
Ada beberapa tipe
tempramen dari manusia yaitu :
a. Sanguinikus
b. Flegmatikus
c. Cholerikus
d. Melancholikus
Tempramen berbeda
dengan karakter atau watak. Karakter atau watak merupakan keseluruhan dari
sifat seseorang yang Nampak dari perbuatannya sehari-hari, sebagai hasil
pembawaan dan lingkungan. Sebagai hasil pembawaan dan lingkungan. Tempramen
pada umumnya bersifat konstan, sedangkan watak lebih bersifat tidak konstan,
dapat berubah-ubah sesuai pengaruh lingkungan.
Faktor eksogen
merupakan faktor yang datang dari luar diri individu, merupakan
pengalaman-pengalaman,alam sekitar, pendidikan dan sebagainya. Pada umumnya
pengaruh lingkungan bersifat pasif, dalam arti bahwa lingkungan tidak
memberikan suatu paksaan kepada individu. Lingkungan memberikan
kemungkinan-kemungkinan atau kesempatan-kesempatan kepada individu. Bagaimana
individu mengambil manfaat dari kesempatan yang diberikan oleh lingkungan
tergantung kepada individu yang bersangkutan.
8.4 USAHA/PERJUANGAN
Usaha/perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus kerja
keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah
usaha/perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa
usaha/perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna. Apabila manusia ingin
menjadi kaya, ia harus kerja keras. Bila seseorang ingin menjadi ilmuwan, ia
harus rajin belajar dan mengikuti semua ketentuan akademik.
Kerja keras
itu dapat dilakukan denga otak/ilmu atau jasmani/tenaga, dan bisa juga
keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada
jasmani/tenaganya. Sebaliknya buruh bekerja keras dengan jasmani/tenaganya
daripada otaknya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan menigkatkan harkat
dan martabat manusia. Pemalas membuat manusia itu miskin, melarat dan tidak
mempunyai harkat dan martabat. Karena itu tidak boleh bermalas – malasan,
bersantai – santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan
manusia yang mengaturnya.
Dalam
agamapun diperintahkan untuk kerja keras, sebagaimana hadist yang diucapkan
Nabi Besar Muhammad S.A.W yang ditunjuk kepada para pengikutnya “Bekerjalah
kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan
kamu akan mati besok”.
Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian / ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian / ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “Long life education”.
Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian / ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian / ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “Long life education”.
Allah
berfirman dalam Al-Quran surat Ar-Ra'du ayat 11 : "Sesungguhnya Allah
tidak mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri
mereka sendiri".
8.5 KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN
Menurut Prof.
Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat yaitu:
1. Aliran Nativisme
2. Aliran Intelektualisme
3. Aliran Gabungan
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. jika keyakinan tidak ada maka keraguan akan muncul, dan kesalahan akan sering kali menghalangi. keyakinan sangat penting dalam kehidupan seperti keyakinan dalam memeluk agama.
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premisi benar. jika kita yakin dalam satu hal maka kepercayaan akan muncul, keyakinan dan kepercayaan sangan berdampingan dalam hidup. contoh : pada saat kesulitan menghampiri maka sangat di perlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang di alami dapat di lewatkan. kenyakinan dan kepercayaan sangat fital dalm hidup. jadi tidak ada salahnya kita gunakan keyakinan kita dengan penuh percaya, mudah-mudahan bisa membantu dalm hidup.
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. jika keyakinan tidak ada maka keraguan akan muncul, dan kesalahan akan sering kali menghalangi. keyakinan sangat penting dalam kehidupan seperti keyakinan dalam memeluk agama.
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premisi benar. jika kita yakin dalam satu hal maka kepercayaan akan muncul, keyakinan dan kepercayaan sangan berdampingan dalam hidup. contoh : pada saat kesulitan menghampiri maka sangat di perlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang di alami dapat di lewatkan. kenyakinan dan kepercayaan sangat fital dalm hidup. jadi tidak ada salahnya kita gunakan keyakinan kita dengan penuh percaya, mudah-mudahan bisa membantu dalm hidup.
8.6 LANGKAH-LANGKAH BERBANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Langkah-langkah
berpandangan hidup yang baik yaitu:
1.
Mengenal, suatu kodrat manusia yang
merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya.
2.
Mengerti, maksudnya mengerti terhadap
pandangan hidup itu sendiri.
3.
Menghayati, dengan menghayati hidup
kita memperoleh gambaran yang tapat dan benar mengenai kebenaran pandangan
hidup itu sendiri.
4.
Meyakini, merupakan suatu
hal untuk cendeerung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan
hidupnya.
5.
Mengabdi, merupakan sesuatu hal yang
penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan
diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
6.
Mengamankan, mungkin sudah merupakan
sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada suatu pandangan hidup lalu
ada orang lain yang menggangu dan atau menyalahkannya tentu dia tidak menerima
dan bahkan cenderung untuk mengadakan perlawan.
Daftar Pustaka
id.wikipedia.org/wiki/ideologi
lpsi.uad.ac.id/pandangan-hidup-muslim.asp
agusrianidi19.blogspot.com/2013/.../manusia-dan-pandangan-hidup.html
aliseptiansyah.wordpress.com
taniosutrisno.wordpress.com/2013
Daftar Pustaka
id.wikipedia.org/wiki/ideologi
lpsi.uad.ac.id/pandangan-hidup-muslim.asp
agusrianidi19.blogspot.com/2013/.../manusia-dan-pandangan-hidup.html
aliseptiansyah.wordpress.com
taniosutrisno.wordpress.com/2013
No comments:
Post a Comment